Musibah Bagi Wanita Muslimah yang Memakai Celana Panjang
Bencana untuk perempuan muslimah yang mengenakan celana panjang
Kita sudah mengenali kalau segala badan perempuan merupakan rambut/aurat kecuali muka dan juga telapak tangan. itu berarti kaki dan juga betis perempuan merupakan rambut/aurat yang harus ditutupi. di antara ketentuan baju muslimah yang mesti dipadati merupakan tidak membentuk lekuk badan.
nah, baju yang tidak penuhi ketentuan ini merupakan bila perempuan berbusana celana panjang, terlebih ketat. ditambah lagi baju celana panjang ini menyamai baju laki – laki. inilah bencana yang pada perempuan muslimah dikala ini.
tentang larangan perempuan menyamai baju laki – laki di antara contohnya merupakan mengenakan celana panjang. baju tersebut menyamai baju pria dan juga terlarang bersumber pada hadits berikut,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang berpakaian perempuan dan juga perempuan yang berpakaian pria. ” (hr. ahmad nomor. 8309, 14: 61. sanad hadits ini shahih setimpal ketentuan muslim, perowinya tsiqoh tercantum perowi bukhari muslim tidak hanya suhail bin abi sholih yang tercantum perowi muslim aja).
syaikh abu malik – semoga allah tetap melindungi dia dalam kebaikan – , penulis kitab shahih fiqh sunnah mengatakan,
“patokan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang silih tasyabbuh (menyamai) satu dan juga yang lain bukan cuma berulang pada apa yang diseleksi, disukai dan juga diperuntukan kerutinan perempuan dan juga laki – laki. tetapi perihal ini berulang pula pada maslahat laki – laki ataupun perempuan. yang maslahat untuk perempuan merupakan yang setimpal dengan yang diperintahkan ialah perempuan diperintahkan buat menutupi diri tanpa boleh tabarruj ataupun menampakkan perhiasan diri. jadi dalam larangan berpakaian pada perempuan terdapat 2 tujuan: (1) membedakan laki – laki dan juga perempuan, (2) menutupi diri perempuan secara sempurna. kedua iktikad (tujuan) ini wajib tercapai. ” (shahih fiqh sunnah, 3: 36).
di taman lain, syaikh abu malik mengatakan, “memakai celana panjang merupakan sejelek – jelek bencana yang mengenai banyak perempuan dikala ini, mudah – mudahan allah berikan petunjuk pada mereka.
meski celana tersebut dapat menutupi rambut/aurat, tetapi dia dapat senantiasa menggoda dan juga membangkitkan syahwat, terlebih bila celana tersebut hingga bercorak.
sebagaimana telah dikenal kalau di antara ketentuan hijab syar’i merupakan tidak kecil ataupun tidak membentuk lekuk badan. sebaliknya celana panjang seorang diri merupakan di antara baju yang mengundang syahwat, terlebih lagi kadangkala celana tersebut hingga sangat ketat.
terdapat pula celana yang rupanya serupa corak kulit hingga dikira perempuan tidak mengenakan celana sama sekali. ini begitu sikap yang tidak dibenarkan tetapi sudah tersebar luas. oleh karna itu, tidak diperkenankan perempuan mengenakan celana panjang.
bila dia mengenakan celana semacam itu di hadapan suami – selama celananya tidak menyamai baju pria – , hingga tidak permasalahan. tetapi tidak diperkenankan bila digunakan di hadapan mahrom lebih – lebih di hadapan laki – laki non mahram.
hendak namun, tidak kenapa bila perempuan menggunakan celana panjang di dalam baju luarnya yang tertutup. karna mengenakan celana di penggalan dalam serupa lebih melindungi dari terbukanya rambut/aurat lebih – lebih bahwa naik kendaraan mobil. wallahu a’lam. ” (amati shahih fiqh sunnah, 3: 38).
di antara dalil bahwasanya baju perempuan tidak boleh ketat dan juga tidak membentuk lekuk badan merupakan hadits berikut dari usamah bin zaid di mana dia sempat mengatakan,
كساني رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قبطية كثيفة كانت مما أهدى له دِحْيَةُ الكلبي فكسوتها امرأتي، فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : مالك لا تلبس القبطية؟ فقلت: يا رسول الله! كسوتها امرأتي، فقال: مرها أن تجعل تحتها غلالة فإني أخاف أن تصف حجم عظامها
“rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam sempat memakaikanku pakaian quthbiyyah yang tebal. pakaian tersebut dahulu dihadiahkan oleh dihyah Al (AL) kalbi kepada dia. kemudian saya memakaikan pakaian itu kepada istriku. sesuatu ketika rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menanyakanku: ‘kenapa pakaian quthbiyyah – nya tidak engkau gunakan? ’. kujawab, ‘baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai rasulullah’. dia mengatakan, ‘suruh dia mengenakan pakaian rangkap di dalamnya karna saya takut quthbiyyah itu menggambarkan wujud tulangnya’” (hr. ahmad dengan sanad layyin, tetapi memiliki penguat dalam sunan abi daud. ringkasnya, derajat hadits ini hasan).
jadi tidak cukup perempuan itu menutup rambut dan juga kepalanya aja, pula mereka wajib menutupi rambut/aurat dengan sempurna. tercantum di dalamnya merupakan tidak mengenakan baju ketat ataupun baju yang masih membentuk lekuk badan.
mudah – mudahan allah berikan anugerah.
Gemar gunakan celana legging? hendaknya hati – hati dengan dampak buruknya pada tubuh
Akibat sangat kerap gunakan celana ketat (istock) | istock
bersamaan bergantinya tahun, terus menjadi tumbuh pula bermacam perihal disegala bidang.
bersamaan bergantinya tahun, terus menjadi tumbuh pula bermacam perihal disegala bidang.
salah satunya pertumbuhan mode untuk wanita.
pertumbuhan mode seakan tidak terdapat matinya.
(baca pula: 4 rahasia makeup ala meghan markle yang mudah banget buat dicoba)
bila dikala ini celana kulot model longgar diminati, tetapi tidak tidak sering wanita yang masih gemar memakai celana ketat ataupun yang diketahui dengan legging.
celana ini masih jadi kesukaan karna mempunyai tekstur yang panduan dan juga elastis.
lazimnya mereka menggunakan celana legging ini dikala berolahraga, jalan – jalan, ataupun diperuntukan bagaikan susunan rok.
tetapi walaupun begitu, untuk kita yang gemar menggunakan celana legging hendaknya tidak sangat kerap memanfaatkannya.
karena celana legging mempunyai dampak samping yang beresiko untuk kesehatan badan.
Jilbabku penutup auratku
Informasi tentang jilbab bagi islam rambut/aurat modul tentang jilbab jilbabku penutup auratku informasi mengenakan hijab dan juga larangan mengenakan jilbab
ulasan kali ini menggambarkan perinciaan dari artikel – artikel sebelumnya yang mangulas tentang permasalahan hijab muslimah yang setimpal syari’at sekalian jawaban atas bermacam pendapat yang masuk.
hijab menggambarkan penggalan dari syari’at yang berarti buat dilaksanakan oleh seseorang muslimah. dia tidaklah sekadar bukti diri ataupun jadi hiasan semata dan juga pula bukan penghalang untuk seseorang muslimah buat melangsungkan kegiatan kehidupannya. memakai hijab yang setimpal dengan tuntunan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan harus dicoba oleh tiap muslimah, sama serupa ibadah – ibadah yang lain serupa sholat, puasa yang diharuskan untuk tiap muslim. dia tidaklah kewajiban terpisah disebabkan keadaan wilayah serupa dikatakan sebagian orang (karna arab itu berdebu, panas dan juga sebagainya). dia pula bukan kewajiban buat golongan tertentu (yang sudah naik haji ataupun anak pesantren).
benar saudariku… mengenakan hijab merupakan kewajiban kita bagaikan seseorang muslimah. dan juga dalam konsumsinya kita pula wajib mencermati apa yang telah dianjurkan oleh nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. serupa telah disebutkan pada informasi sebelumnya, ada sebagian persyaratan dalam penggunanan hijab yang setimpal syari’at. mudah – mudahan allah mempermudah penulis memperjelas poin – poin yang terdapat dalam informasi sebelumnya.
definisi jilbab
secara bahasa, dalam kamus Al (AL) mu’jam Al (AL) wasith 1/128, disebutkan kalau hijab mempunyai sebagian arti, ialah:
qomish (sejenis jubah).
kain yang menutupi segala tubuh.
khimar (kerudung).
baju atasan serupa milhafah (selimut).
misalnya selimut (baca: kerudung) yang digunakan seseorang perempuan buat menutupi badannya.
kain yang menutupi segala tubuh.
khimar (kerudung).
baju atasan serupa milhafah (selimut).
misalnya selimut (baca: kerudung) yang digunakan seseorang perempuan buat menutupi badannya.
ada juga secara sebutan, berikut ini perkataan para ulama’ tentang perihal ini.
ibnu hazm rahimahullah berkata, “jilbab bagi bahasa arab yang disebutkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan baju yang menutupi segala tubuh, bukan cuma sebagiannya. ” sebaliknya ibnu katsir berkata, “jilbab merupakan semacam selendang yang dipakai di atas khimar yang saat ini ini sama gunanya serupa izar (kain penutup). ” (syaikh Al (AL) bani dalam hijab muslimah).
syaikh bin baz (dari program mausu’ah fatawa lajnah wal imamain) mengatakan, “jilbab merupakan kain yang diletakkan di atas kepala dan juga tubuh di atas kain (dalaman). jadi, hijab merupakan kain yang digunakan wanita buat menutupi kepala, muka dan juga segala tubuh. sebaliknya kain buat menutupi kepala diucap khimar. jadi wanita menutupi dengan hijab, kepala, muka dan juga seluruh tubuh di atas kain (dalaman). ” (bin baz, 289). dia pula berkata, “jilbab merupakan rida’ (selendang) yang digunakan di atas khimar (kerudung) serupa abaya (baju perempuan saudi). ” (bin baz, 214). di tempat yang lain dia berkata, “jilbab merupakan kain yang diletakkan seseorang wanita di atas kepala dan juga badannnya buat menutupi muka dan juga tubuh, bagaikan baju ekstra buat baju yang biasa (digunakan di rumah). ” (bin baz, 746). dia pula mengatakan, “jilbab merupakan seluruh kain yang digunakan seseorang wanita buat menutupi tubuh. kain ini digunakan sehabis mengenakan dar’un (sejenis jubah) dan juga khimar (kerudung kepala) dengan tujuan menutupi tempat – tempat perhiasan baik asli (baca: rambut/aurat) maupun buatan (misal, kalung, anting – anting, dll). ” (bin baz, 313).
dalam informasi sebelumnya, ada persoalan apa beda antara hijab dengan jilbab. syaikh Al (AL) bani rahimahullah berkata, “setiap hijab merupakan jilbab, namun tidak seluruh jilbab itu hijab, sebagaimana yang nampak. ” sampai – sampai benar sering – kali kata jilbab dimaksudkan buat arti hijab. ada juga arti lain dari jilbab merupakan suatu yang menutupi ataupun meghalangi pribadinya, baik berbentuk tembok, sket maupun yang yang lain. inilah yang diartikan dalam firman allah subhanahu wa ta’ala dalam tulisan al – ahzab ayat 53, “hai orang – orang yang beriman, janganlah kalian merambah rumah – rumah nabi kecuali apabila kalian diberi izin… dan juga apabila kalian memohon suatu keperluan kepda mereka (para istri nabi) , hingga mintalah dari balik hijab…”
syarat – syarat baju muslimah
1. menutup segala tubuh kecuali yang dikecualikan
allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“hai nabi, katakanlah kepada isteri – isterimu, kanak – kanak perempuanmu dan juga isteri – isteri orang mu’min: ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke segala badan mereka. ’ yang demikian itu biar mereka lebih gampang buat diketahui, karna itu mereka tidak di ganggu. dan juga allah merupakan maha pengampun lagi maha penyayang. ” (qs. Al (AL) ahzab: 59)
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا…
“katakanlah kepada perempuan yang beriman: hendaklah mereka menahan pemikirannya, dan juga kemaluannya, dan juga janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) terlihat dari padanya…” (qs. an nuur: 31)
tentang ayat dalam tulisan an nuur yang maksudnya “kecuali yang (biasa) terlihat dari padanya”, hingga ada perbandingan komentar di golongan ulama sampai – sampai bawa konsekuensi yang berubah tentang hukum pemakaian tudung untuk seseorang muslimah. buat uraian rinci, silakan memandang pada informasi yang amat bagus tentang permasalahan ini pada informasi hukum tudung di www. muslim. or. id.
dari ketentuan kesatu ini, hingga jelaslah untuk seseorang muslimah buat menutup segala tubuh kecuali yang dikecualikan oleh syari’at. hingga, amat menyedihkan kala seorang memaksudkan pribadinya mengenakan hijab, tetapi mampu kita amati rambut yang keluar baik dari penggalan depan maupun balik, lengan tangan yang nampak hingga sehasta, ataupun leher dan juga telinganya nampak jelas sampai – sampai menampakkan perhiasan yang sepatutnya ditutupi.
catatan berarti dalam poin ini merupakan pemakaian khimar yang menggambarkan penggalan dari syari’at pemakaian hijab sebagaimana ada dalam ayat berikutnya dalam tulisan an nuur ayat 31,
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dadanya. ”
khumur menggambarkan jamak dari kata khimar yang berarti suatu yang digunakan buat menutupi penggalan kepala. sayangnya, konsumsi khimar ini kerap dilalaikan oleh muslimah sampai – sampai seorang mencukupkan mengenakan hijab aja ataupun cuma khimar aja. sementara itu tiap – tiap harus dipakai, sebagaimana ada dalam hadits dari sa’id bin jubair menimpa ayat dalam tulisan Al (AL) ahzab di atas, dia mengatakan, “yakni supaya mereka melabuhkan jilbabnya. sebaliknya yang namanya hijab merupakan qina’ (kudung) di atas khimar. seseorang muslimah tidak halal buat nampak oleh pria asing kecuali ia wajib menggunakan qina’ di atas khimarnya yang mampu menutupi penggalan kepala dan juga lehernya. ” perihal ini pula ada dalam atsar dari ‘aisyah radhiallahu’anha, dia mengatakan,
لابد للمرأة من ثلاثة أثواب تصلي فيهن: درع و جلباب و خمار
“seorang perempuan dalam mengerjakan shalat wajib menggunakan 3 baju: pakaian, hijab dan juga khimar. ” (hr. ibnu sa’ad, isnadnya shahih bersumber pada ketentuan muslim)
tetapi ada keringanan untuk perempuan yang telah menopause yang tidak mau kawin sampai – sampai mereka diperbolehkan buat membebaskan jilbabnya, sebagaimana ada dalam tulisan an nuur ayat 60:
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحاً فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ
“dan perempuan – perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan juga memiliki) yang tiada mau kawin (lagi) , tiadalah atas mereka dosa menanggalkan baju mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan juga berlaku sopan merupakan lebih baik untuk mereka. dan juga allah maha mendengar lagi maha bijaksana. ”
ibnu abbas radhiallahu’anhu berkata kalau yang diartikan dengan kata “pakaian” pada ayat di atas merupakan “jilbab” dan juga perihal seragam pula dikatakan oleh ibnu mas’ud. (dikeluarkan oleh abu dawud dan juga Al (AL) baihaqi). mampu pula dikenal di mari, kalau konsumsi khimar yang dipakai saat sebelum hijab merupakan menutupi dada. kemudian gimana dapat seorang dikatakan mengenakan hijab bila cuma hingga sebatas leher? mudah – mudahan ini jadi renungan untuk saudariku sekaligus.
berikut ini contoh tampilan khimar dan juga hijab. khimar dipakai menutupi dada. sehabis itu baru dipakai hijab di atasnya. (corak, wujud dan juga panjang baju dalam gambar cumalah bagaikan contoh).
khimar
jilbab
catatan berarti yang lain dari poin ini merupakan ada asumsi kalau baju perempuan yang setimpal syari’at merupakan yang berbentuk jubah terusan (longdress) , sampai – sampai terdapat sebagian muslimah yang memaksakan diri buat menyambung – nyambung pakaian dan juga rok supaya dikatakan mengenakan baju longdress. lajnah daimah sempat ditanya tentang perihal ini, ialah apakah hijab wajib “terusan” ataupun “potongan” (terdapat baju atasan dan juga rok bawahan). hingga jawaban lajnah daimah, “hijab (baca: hijab) baik terusan ataukah potongan, keduanya tidak kenapa (baca: boleh) asalkan dapat menutupi sebagaimana yang diperintahkan dan juga disyari’atkan. ” fatwa ini ditandatangani oleh abdul aziz bin baz bagaikan kepala dan juga abdullah bin ghadayan bagaikan anggota (fatawa lajnah daimah 17/293, nomor fatwa: 7791, maktabah syamilah). dengan demikian, jelaslah tentang tidak benarnya asumsi sebagian muslimah yang mempersyaratkan jubah terusan (longdress) untuk baju muslimah. camkanlah ini wahai saudariku!
2. bukan berperan bagaikan perhiasan
perihal ini sebagaimana ada dalam tulisan an nuur ayat 31, “…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…” kala hijab dan juga baju perempuan dipakai supaya rambut/aurat dan juga perhiasan mereka tidak terlihat, hingga tidak pas kala menjadikan baju ataupun hijab itu bagaikan perhiasan karna tujuan dini buat menutupi perhiasan jadi lenyap. banyak kesalahan yang mencuat karna poin ini terlewatkan, sampai – sampai seorang terasa sah – sah aja memakai hijab dan juga baju indah dengan warna – warni yang lembut dengan motif bunga yang menawan, dihiasi dengan benang – benang emas dan juga perak ataupun meletakkan bermacam aksesoris perhiasan pada hijab mereka.
tetapi, ada kesalahpahaman pula kalau bila seorang tidak menggunakan hijab bercorak gelap hingga berarti jilbabnya berperan bagaikan perhiasan. perihal ini bersumber pada sebagian atsar tentang perbuatan para teman perempuan di era rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menggunakan baju yang bercorak tidak hanya gelap. salah satunya merupakan atsar dari ibrahim an nakhai,
أنه كان يدخل مع علقمة و الأسود على أزواج النبي صلى الله عليه و سلم و يرا هن في اللحف الحمر
“bahwa dia berbarengan alqomah dan juga Al (AL) aswad sempat mendatangi para istri nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dia memandang mereka menggunakan mantel – mantel bercorak merah. ” (hr. ibnu abi syaibah dalam kitab Al (AL) mushannaf)
catatan: permasalahan corak ini berlaku untuk perempuan. ada juga untuk laki – laki, ada hadits yang mencerahkan pelarangan pemakaian baju bercorak merah.
dengan demikian, tolak ukur “pakaian perhiasan ataukah bukan merupakan bersumber pada ‘urf (kerutinan). ” (penjelasan dari syaikh ali Al (AL) halabi). sampai – sampai sesuatu corak ataupun motif menarik atensi pada sesuatu warga hingga itu terlarang dan juga perihal ini boleh jadi tidak berlaku pada warga lain.
3. kainnya wajib tebal, tidak tipis
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang 2 kelompok yang tercantum pakar neraka dan juga dia belum sempat melihatnya,
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“dua kelompok tercantum pakar neraka, saya belum sempat melihatnya, sesuatu kalangan yang mempunyai cambuk serupa ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan juga perempuan yang kasiyat (berpakaian tetapi telanjang, baik karna tipis ataupun pendek yang tidak menutup auratnya) , mailat mumilat (bergaya kala berjalan, mau dicermati orang) , kepala mereka serupa punuk onta. mereka tidak masuk surga dan juga tidak memperoleh baunya, sementara itu baunya mengalami dengan ekspedisi demikian dan juga demikian. ” (hr. muslim 3971, ahmad 8311 dan juga imam malik 1421 – amati majalah Al (AL) furqon gresik)
ambil dan juga camkanlah hadits ini wahai saudariku, karna ancamannya demikian keras sampai – sampai para ulama memasukkannya dalam dosa – dosa besar. betapa banyak perempuan muslimah yang seakan – akan menutupi tubuhnya, tetapi pada hakekatnya telanjang. hingga dalam pemilihan olahan baju yang hendak kita kenakan pula wajib dicermati karna sebagaimana dikatakan oleh ibnu abdil barr, “bahan yang tipis mampu menggambarkan wujud badan dan juga tidak mampu menyembunyikannya. ” syaikh Al (AL) bani pula menegaskan, “yang tipis (transparan) itu lebih parah dari yang menggambarkan lekuk badan (tetapi tebal). ” terlebih lagi kita tahu, olahan yang tipis sering – kali lebih gampang dalam menjajaki lekuk badan sampai – sampai sekalipun tidak transparan, wujud badan seseorang perempuan jadi gampang nampak.
4. wajib longgar, tidak ketat
tidak hanya kain yang tebal dan juga tidak tipis, hingga baju tersebut haruslah longgar, tidak ketat, sampai – sampai tidak menampakkan wujud badan perempuan muslimah. perihal ini sebagaimana ada dalam hadits dari usamah bin zaid kala dia dikasih pakaian qubthiyah yang tebal oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia membagikan pakaian tersebut kepada istrinya. kala rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahuinya, dia bersabda,
مرْها فلتجعل تحتها غلالة فإني أخاف أن تصف حجم عظمها
“perintahkanlah dia supaya menggunakan pakaian dalam di balik qubthiyah itu, karna aku takut pakaian itu masih dapat menggambarkan wujud badan. ” (hr. Ad dhiya’ Al (AL) maqdisi, ahmad dan juga baihaqi dengan sanad hasan)
hingga tidak pas bila seorang mencukupkan dengan mengenakan rok, tetapi nyatanya senantiasa memperlihatkan pinggul, kaki ataupun betisnya. hingga bila baju tersebut telah cukup tebal dan juga longgar tetapi senantiasa memperlihatkan wujud badan, hingga diajarkan untuk seseorang muslimah buat mengenakan susunan dalam. tetapi janganlah mencukupkan dengan kaos kaki panjang, karna ini tidak cukup buat menutupi wujud badan (paling utama buat para saudariku yang kerap tersingkap roknya kala menaiki motor sampai – sampai terlihatlah wujud betisnya). poin ini pula jadi jawaban untuk seorang yang membolehkan pemakaian celana dengan sebab longgar dan juga pinggulnya ditutupi oleh pakaian yang panjang. celana boleh dipakai buat jadi susunan tetapi bukan inti dari baju yang kita kenakan. karna wujud badan senantiasa nampak dan juga perihal itu menyamai baju kalangan pria. (amati poin 6). bila terdapat yang beralasan, celana biar fleksibel. hingga, tidakkah dia tahu kalau rok terlebih lagi lebih fleksibel lagi bila benar setimpal persyaratan (jangan dibayangkan rok yang ketat/span). kalaupun rok tidak fleksibel (meski pada asalnya fleksibel) apakah kita menyangka logika kita (yang berkata celana lebih fleksibel) lebih benar daripada syari’at yang telah allah dan juga rasul – nya tetapkan. renungkanlah wahai saudariku!
5. tidak diberi wewangian ataupun parfum
perhatikanlah salah satu sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan tentang wanita – wanita yang mengenakan wewangian kala keluar rumah,
ايّما امرأةٍ استعطرتْ فمَرّتْ على قوم ليَجِدُوا رِيْحِها، فهيا زانِيةٌٍ
“siapapun wanita yang mengenakan wewangian, kemudian dia melewati kalangan pria supaya mereka memperoleh baunya, hingga dia merupakan pezina. ” (hr. tirmidzi)
أيما امرأة أصابت بخورا فلا تشهد معنا العشاء الاخرة
“siapapun wanita yang mengenakan bakhur, hingga janganlah dia menyertai kami dalam menunaikan shalat isya’. ” (hr. muslim)
syaikh Al (AL) bani mengatakan, “wewangian itu tidak hanya terdapat yang dipakai pada tubuh, terdapat pula yang dipakai pada baju. ” syaikh pula menegaskan tentang pemakaian bakhur (wewangian yang dihasilkan dari pengasapan) yang ini lebih banyak dipakai buat baju terlebih lagi lebih spesial buat baju. hingga sebaiknya kita lebih berwaspada lagi dalam memakai seluruh tipe olahan yang mampu memunculkan wewangian pada baju yang kita kenakan keluar, misalnya bahan – bahan pelicin baju yang disemprotkan buat menghaluskan dan juga mewangikan baju (terlebih lagi pada realitasnya, bau wangi bahan – bahan tersebut amat menusuk dan juga gampang tercium kala terbawa angin). lain halnya dengan produk yang benar secara tidak langsung dan juga tidak dapat dihindari membikin baju jadi wangi misalnya deterjen yang dipakai kala cuci.
6. tidak menyamai baju laki – laki
ada hadits – hadits yang menampilkan larangan seseorang perempuan menyamai pria ataupun kebalikannya (tidak terbatas pada baju aja). salah satu hadits yang melarang penyerupaan dalam permasalahan baju merupakan hadits dari abu hurairah radhiallahu’anhu, dia berkata
لعن رسول الله صلى الله عليه و سلم الرجل يلبس لبسة المرأة و المرأة تلبس لبسة الرجل
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki – laki yang mengenakan baju perempuan dan juga perempuan yang mengenakan baju laki – laki. ” (hr. abu dawud)
syaikhul islam ibnu taimiyah mengatakan, “kesamaan dalam masalah lahir menyebabkan kesamaan dan juga keserupaan dalam akhlak dan juga perbuatan. ” dengan menyamai baju pria, hingga seseorang perempuan hendak terbawa – bawa dengan perangai pria dimana dia hendak menampakkan tubuhnya dan juga menyirnakan kerasa malu yang disyari’atkan untuk perempuan. terlebih lagi yang berakibat parah bila hingga bawa kepada maksiat lain, ialah terbawa watak kelaki – lakian, sampai – sampai pada kesimpulannya menggemari sesama perempuan. wal’iyyadzubillah.
ada 2 landasan yang mampu dipakai bagaikan acuan untuk kita buat menjauhi pemakaian baju yang menyamai pria.
baju tersebut membedakan antara laki – laki dan juga perempuan.
tertutupnya kalangan perempuan.
tertutupnya kalangan perempuan.
sampai – sampai dalam pemakaian baju yang setimpal syari’at kala mengalami yang bukan mahromnya merupakan tidak sekadar yang membedakan antara laki – laki dan juga perempuan tetapi tidak tertutup ataupun sekadar tertutup tetapi tidak membedakan dengan baju laki – laki. keduanya silih berkaitan. lebih jelas lagi merupakan perkataan syaikhul islam ibnu taimiyah dalam kitab Al (AL) kawakib yang dilansir oleh syaikh Al (AL) bani, yang penulis ringkas jadi poin – poin bagaikan berikut buat mempermudah uraian,
prinsipnya bukan sekedar apa yang diseleksi, disukai dan juga biasa digunakan kalangan laki – laki dan juga kalangan perempuan.
pula bukan baju tertentu yang dinyatakan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun yang dipakai oleh kalangan laki – laki dan juga perempuan di masa dia shallallahu ‘alaihi wa sallam.
tipe baju yang dipakai bagaikan penutup pula tidak didefinisikan (sampai – sampai bila seorang mengenakan celana panjang dan juga kaos setelah itu menutup baju dan juga hijab di atasnya yang setimpal perintah syari’at sampai – sampai wujud badannya tidak nampak, hingga yang serupa ini tidak kenapa – pen)
pula bukan baju tertentu yang dinyatakan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun yang dipakai oleh kalangan laki – laki dan juga perempuan di masa dia shallallahu ‘alaihi wa sallam.
tipe baju yang dipakai bagaikan penutup pula tidak didefinisikan (sampai – sampai bila seorang mengenakan celana panjang dan juga kaos setelah itu menutup baju dan juga hijab di atasnya yang setimpal perintah syari’at sampai – sampai wujud badannya tidak nampak, hingga yang serupa ini tidak kenapa – pen)
akhirnya, yang membedakan antara tipe baju laki – laki dan juga perempuan berulang kepada apa yang setimpal dengan apa yang diperintahkan untuk laki – laki dan juga apa yang diperintahkan untuk kalangan perempuan. tetapi yang butuh diingat, pelarangan ini merupakan dalam perihal yang tidak setimpal fitrahnya. syaikh muhammad bin abu jumrah rahimahullah sebagaimana dilansir oleh syaikh Al (AL) bani berkata, “yang dilarang merupakan permasalahan baju, gerak – gerik dan juga yang lain, bukan penyerupaan dalam masalah kebaikan. ”
7. tidak menyamai baju wanita – wanita kafir
banyak dari poin – poin yang telah disebutkan sebelumnya jadi merasa berat buat dilaksanakan oleh seseorang perempuan karna telah terbawa – bawa dengan baju wanita – wanita kafir. betapa kita tahu, mereka (orang kafir) suka menampakkan wujud dan juga lekuk badan, mengenakan baju yang transparan, tidak hirau dengan penyerupaan baju perempuan dengan laki – laki. terlebih lagi sering – kali mereka mendesain baju buat perempuan maskulin! cuma kepada allah – lah kita meminta proteksi dan juga memohon pertolongan buat dijauhkan dari kecintaan kepada orang – orang kafir. allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“belumkah tiba waktunya untuk orang – orang yang beriman, buat tunduk hati mereka mengingat allah dan juga kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) , dan juga janganlah mereka serupa orang – orang yang sebelumnya telah diturunkan Al (AL) kitab kepadanya, setelah itu berlalulah masa yang panjang atas mereka kemudian hati mereka jadi keras. dan juga mayoritas di antara mereka merupakan orang – orang yang fasik. ” (qs. Al (AL) hadid [57]: 16)
syaikhul islam ibnu taimiyah rahimahullah mengatakan, “firman allah, ‘janganlah mereka seperti…’ menggambarkan larangan absolut dari aksi menyamai mereka…. ” (Al (AL) iqtidha, dilansir oleh syaikh Al (AL) bani)
8. bukan baju buat mencari popularitas
“barangsiapa menggunakan baju syuhrah (buat mencari popularitas) di dunia, tentu allah menggunakan baju kehinaan pada hari kiamat, setelah itu membakarnya dengan api naar. ”
ada juga libas syuhrah (baju buat mencari popularitas) merupakan tiap baju yang digunakan dengan tujuan mencapai popularitas di tengah – tengah orang banyak, baik baju tersebut mahal, yang digunakan seorang buat besar hati dengan dunia dan juga perhiasannya, ataupun baju yang bernilai rendah yang digunakan seorang buat menampakkan kezuhudan dan juga dengan tujuan riya. (hijab muslimah)
tetapi bukan berarti di mari seorang tidak boleh mengenakan baju yang baik, ataupun bernilai mahal. karna pengharaman di mari sebagaimana dikatakan oleh imam asy syaukani merupakan berkaitan dengan kemauan mencapai popularitas. jadi, yang digunakan bagaikan patokan merupakan tujuan memanfaatkannya. karna allah subhanahu wa ta’ala suka bila hambanya menampakkan kenikmatan yang telah allah bagikan padanya. rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“sesungguhnya allah menggemari bila memandang sisa kenikmatan yang dikasih oleh – nya terdapat pada seseorang hamba. ” (hr. tirmidzi)
penutup
demikian sedikit uraian tentang penafsiran hijab dan juga uraian dari poin – poin tentang persyaratan hijab muslimah yang setimpal syari’at. saudariku… janganlah kita terpedaya dengan seluruh kegiatan dan juga perkataan orang yang menjadikan seorang condong terasa tidak bisa jadi buat memakai hijab yang setimpal syari’at. ingatlah, kalau sebetulnya tidak terdapat sahabat di hari akhir yang ingin menanggung dosa yang kita jalani. cuma kepada allahlah kita meminta pertolongan kala melangsungkan seluruh ibadah yang telah disyari’atkan. mudah – mudahan informasi ini pula mampu menanggapi bermacam persoalan dan juga pendapat yang masuk pada artikel – artikel sebelumnya. wallahu a’lam.
Sumber :
islamudina .com
nova .grid.id
muslimah .or.id
islamudina .com
nova .grid.id
muslimah .or.id
0 Response to "Musibah Bagi Wanita Muslimah yang Memakai Celana Panjang"
Posting Komentar